:post

Rabu, 30 September 2009

Apolo dan Hermes

Leto mengandung dua anak Zeus dan siap melahirkan, Hera sangat cemburu hingga mengutus Piton si ular jahat untuk mengejar Leto dan bayinya yang kelak adalah Apolo dan Artemis, Dewa Terang dan Dewi Terang Bulan.

Tersebutlah pulau Delos yang mengapung kemanapun arus laut bergerak. Leto memohon pada pulau itu untuk melindunginya maka pulau itu akhirnya berhenti, terpasak oleh batu besar yang seketika muncul.

Saat Apolo lahir, dunia menjadi terang benderang setelah murung mengiringi penderitaan Leto selama 9 hari 9 malam. Hefestus menghadiahi Apolo sebuah panah yang akhirnya akan menjadi sarana berakhirnya hidup Piton. Dengan terbunuhnya Piton, Apolo menanggung beban untuk membersihkan dirinya dari kenyataan bahwa ia telah menjadi pembunuh. Maka untuk menebus dosanya ia meninggalkan kedewaannya dan menjadi penggembala di kerajaan Ferae.

Sejak Apolo mengabdi, kekayaan dan kebahagiaan raja Ferae, Admentus, terus mengalir. Hingga pada suatu hari Admetus ingin meminang Alketis, putri Pelias raja Iolkhus yang ingin putrinya tetap bersamanya hingga tua. Ia mensyaratkan bagi yang ingin meminang Alketis menunggangi kereta perang yang ditarik oleh singa dan babi hutan. Berkat bantuan Apolo, Admetus berhasil mengendarainya di sepanjang jalan menuju Iolkhus. Karena kagum pada Admetus, maka Peliaspun dengan senang hati menyerahkan putrinya.

Setelah 9 tahun mengabdi di Ferae, Apolo pun kembali ke Delfi dalam keadaan suci. Sejak saat itu Apolo menjadi dewa pemaaf yang memberikan perlindungan kepada setiap manusia berdosa yang menunjukkan penyesalan yang tulus. Setelah mendirikan monumen keramat di Delos sesuai janji ibunya, Apolo meninggalkan Yunani ke utara ke tempat ibunya tinggal, negeri Hiperborea.

Disinilah tempat musim semi abadi yang senantiasa sejuk, cerah dan mandi cahaya. Ketika Apolo datang, burung-burung menyanyikan lagu selamat datang diantara pohon-pohon dan sinar matahari yang keemasan. Namun, pada saat yang sama, di Yunani awan hitam menutup angkasa. Hujan dan cuaca dingin suram segera tiba karena dewa terang meninggalkannya. Sampai ketika Apolo kembali di Yunani, hari-hari suram pun sirna, pesta besar, lagu-lagu indah mengumandang menyambut matahari, cahaya dan kebahagiaan hidup.

0 komentar:

Show All Comment


Posting Komentar